Jejak BPWS Menduniakan Madura

07.50 Berrianam 0 Comments


kawasan rest area BPWS
kawasan Rest Area
Jembatan Surabaya - Madura atau lebih dikenal dengan Jembatan Suramadu yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Madura. Jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia dengan panjang 5.438 m. Pembangunan Jembatan Suramadu dimulai pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan pada 10 Juni 2009.
Pembangunan Jembatan Tol Suramadu diharapkan akan mendorong percepatan pengembangan sosial ekonomi dan tata ruang wilayah-wilayah tertinggal yang ada di Pulau Madura. Sebagai tindak lanjut dari upaya tersebut diatas, maka Pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2008 tentang Pembentukan Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS),

yang secara struktural terdiri atas Dewan Pengarah dan Badan Pelaksana. Peraturan perundang-undangan ini kemudian disempurnakan dengan Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2009 tentang Pembentukan Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS)  untuk lebih mendukung peningkatan kinerja BPWS didalam pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagaimana termaksud didalam peraturan perundangan tersebut diatas.

Badan Pelaksana BPWS (Bapel BPWS), sesuai dengan amanah Perpres 27 Tahun 2008 diatas, memiliki tugas dan fungsi untuk melaksanakan pengelolaan, pembangunan dan fasilitasi percepatan kegiatan pembangunan wilayah Suramadu.

Kegiatan pengelolaan dan pembangunan infrastruktur wilayah yang dilaksanakan Bapel BPWS dilaksanakan di 3 (tiga) kawasan, yaitu Kawasan Kaki Jembatan Sisi (KKJS) Surabaya (600 Ha), Kawasan Kaki Jembatan Sisi (KKJS) Madura (600 Ha) dan kawasan khusus di Utara Pulau Madura (600 Ha). Kawasan Kaki Jembatan Sisi Surabaya (KKJSS) dan Kawasan Kaki Jembatan Sisi Madura (KKJSM) dikembangkan untuk mendorong perkembangan ekonomi, sedangkan kawasan khusus di Utara Pulau Madura untuk pengembangan kawasan Pelabuhan Peti Kemas.

Selain melaksanakan tugas dan fungsi di atas, Bapel BPWS juga bertugas untuk stimulasi pembangunan infrastruktur untuk wilayah Suramadu secara keseluruhan. Dalam hal ini Bapel BPWS melakukan koordinasi perencanaan dan pengendalian pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan Kementerian/LPNK lain, pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota), maupun swasta/masyarakat di wilayah Madura

KKJSM ( Kawasan Kaki Jembatan Suramadu sisi Madura ) 
Master Plan KKJSM
Master Plan KKJSM - Foto : ruangbelajarcj
Setelah berhasil membebaskan lahan di sisi Kaki Kaki Jembatan Sisi Madura (KKJSM) seluas 26,5 Ha, BPWS mulai membangun lahan yang sudah dibebaskan tersebut untuk Pembangunan Rest Area. Pembangunan ini diawali dengan Pekerjaan Jalan Lingkungan yang pekerjaannya dimulai bulan Agustus hingga akhir Desember Tahun 2016, adapun Pekerjaan Jalan Lingkungan ini terdiri dari 2 kontruksi : Konstruksi Aspal dengan panjang jalan ± 400 m dan Konstruksi Paving dengan panjang ± 800 m, dengan lebar jalan 10 m. Di sisi Kanan dan Kiri juga dibangun drainase, total keseluruhan dari pekerjaan ini sepanjang 1,2 km. Adapun pekerjaan Jalan Lingkungan ini terletak di Desa Pangpong Kecamatan Labang Kabupaten Bangkalan yang akan memiliki manfaat untuk : akses ke foodcourt, ke anjungan Madura dan ke Islamic centre, dan akan dikerjakan secara bertahap sampai pembangunan Rest Area ini selesai secara keseluruhan.

Hari Pertama Menduniakan Madura 
FamsTrip Promosi Kawasan Suramadu (KKJSM dan KKM) dan Produk Unggulan Madura Melalui Blog
menduniakan madura
Foto dikawasan Rest Area
Setelah mengikuti acara pembukaan di Kantor BPWS 35 blogger yang berasal dari seluruh Indonesia ini langsung mengunjungi kawasan res area yang berada di KKJSM untuk melihat langsung lahan dan pembangunan yang sedang berjalan, nantinya dikawasan ini akan ditempati oleh para pedangan yang semula berada di pinggiran jalan Suramadu agar lebih tertata rapi dan menarik untuk para wisatawan yang berkunjung ke Madura.

Kawasan Khusus Madura ( KKM )
lalu dilanjut perjalanan menuju Kawasan Khusus Madura ( KKM ) yang berada di Kecamatan Klampis. pada kawasan ini nantinya akan dibangun pelabuhan sebagai kawasan industri dan pergudangan pendukung pengembangan pelabuhan peti kemas tanjung bulu pandan. sedangkan kegiatan dalam KKM ini diarahkan pada Industri, Pergudangan, perdagangan dan Jasa serta Permukiman. namun belum tahu kapan pembangunan ini akan dimulai semoga tidak hanya masterplan saja yang dipangpang dan Masyarakat Madura harus mendukung pembangunan ini demi kemajuan perekonomian Pulau Madura dan Negara.

Hutan Kera Nepa Sampang
Hari mulai sore sedangkan perjalanan masih panjang Vicky Faisal ( Owner Madura Indah Wisata ) selaku Guide pada FamsTrip ini lansung mengarahkan rombongan untuk kembali menaiki Bus Pariwisata yang difasilitasi oleh Mandala Putra Travel menuju Hutan Kera Nepa. sesampainya disana semua blogger langsung disambut oleh warga menuju homestay yang akan kita tempati untuk menginap pada malam harinya, namun para blogger sepertinya sudah tidak tahan untuk bertemu dengan kawan-kawannya dihutan sana, mereka hanya menaruh barang-barang pribadi dihomestay dan langsung berbondong-bondong menuju hutan kera. kurang lebih 1 Km jarak antara homestay dengan Hutan Kera dengan melewati Pantai Nepa.

Hutan Kera Nepa
Pintu Masuk Hutan Kera Nepa - Foto: Wulan Kenanga
 Baru didepan pintu masuk saja saya dan blogger yang lain sudah disambut oleh beberapa kera yang ganteng dan cantik. ditemani oleh juru kunci kami memasuki hutan kera ada beberapa cara agar kera-kera yang ada didalam hutan mau keluar bisa dengan menggunakan mantra khusus untuk memanggil mereka keluar yaitu dengan cara meneriakkan kata kunci ini "Lo Laliloooo..." maka dengan seketika satu persatu kera-kera itu berdatangan. menurut juru kunci hutan kera biasanya kera yang keluar tidak sebanyak saat itu (waktu kita kesana) paling hanya beberapa kera saja yang keluar mungkin karena teman-teman blogger pada manngil semua kali ya! hehe
dan juga juru kunci itu menjelaskan bahwa kera yang ada dihutan nepa ini terdiri dari dua kubu (Kelompok/Geng) ada kubu timur dan kubu barat, konon apabila penghuni kubu timur masuk pada kubu barat besar kemungkinan tidak bisa kembali lagi pada kubunya sendiri entah dibunuh atau dibuat sandra saya tidak paham dan begitu pula sebaliknya.

Hutan Kera Nepa
Padepokan yang ada didalam Hutan Kera Nepa - Foto: Wulan Kenanga
perjalanan tidak hanya berhenti di hutan bagian luar saja, kami masih menyusuri hutan kera sampai kedalam hutan, dipertengahan hutan terdapat padepokan yang bisa digunakan untuk peristirahatan atau tempat pertemuan (bisa juga pertemuan para kera :D) namun kondisinya rusak parah dan jalan untuk mengakses hutan kera banyak sekali tumpukan ranting pohon yang disebabkan angin besar yang menerpa pepohonan hingga roboh saat hujan satu minggu sebelum saya dan rombongan blogger kesana. sehingga kondisi hutan kera pada saat itu sangat tidak nyaman dipandang apalagi untuk spot foto tidak saya rekomendasikan.

Petilasan Hutan Nepa
Petilasan Raden Segoro di Hutan Nepa - Foto: Wulan Kenanga
Penyusuran hutanpun semakin jauh hingga akhirnya saya dan teman blogger terhenti disalah satu pohon besar yang mana pohon itu dikelilingi batu dan banyaksekali kain yang menempel pada pohon besar itu, karena penasaran saya menghampiri juru kunci tadi dan menanyakan tentang pohon besar itu lalu beliau menjelaskan bahwa pohon besar itu adalah petilasan Raden Segoro yang konon katanya apabila kita menyampaikan nadzar ditempat itu dan nadzar itu terjadi maka kita harus kembali ketempat itu untuk berdoa atau sekedar membaca surat Al-Fatihah. saya harap tulisan ini tidak melunturkan kepercayaan anda kepada Allah SWT. ini hanyalah mitos untuk melengkapi cerita perjalanan saya saja.

Hari mulai gelap, sholawat sebelum Adzan Maghrib sudah mulai terdengar sepertinya kami harus segera keluar dari hutan ini karena lampu penerangan didalam hutan ini sudah banyak yang mati dan sebagian lagi tiang penyangganya patah yang disebabkan angin besar beserta hujan satu minggu yang lalu, singkat cerita. kami langsung menuju homestay untuk istirahat karena malam harinya akan ada forum diskusi bersama aparat desa dan pejabat BPWS mengenai perkembangan dan pembangunan Hutan Kera dan Pantai Nepa kedepannya.

Pantai Nepa Sampang 

Pantai Nepa Sampang
Volly Pantai di Pantai Nepa - Foto: Grup Whatsapp

Masih di Desa Batioh dan masuk dihari kedua acara FamsTrip #JejakBPWS #MenduniakanMadura , kami blogger Indonesia menikmati keindahan Pantai Nepa dipagi hari, ada beberapa blogger yang sudah sampai dipantai sejak dini hari untuk merekam Sunrice dari tepian pantai nepa dan sebagian lagi baru merapat pada jam 5 pagi, ada beberapa permainan yang disiapkan oleh panitia pagi itu salah satunya Outbond dan Volly Pantai semua peserta kelihatan bahagia dan bersemangat untuk melanjutkan perjalanan menapaki pembangunan BPWS di Madura. FamsTrip  hari kedua ini ada tiga lokasi yang akan kami kunjungi diantaranya Air Terjun Toroan, TPI Pasongsongan dan Pelabuhan Dungkek untuk menyebrang ke Gili Iyang.

Baca lanjutan cerita dipostingan  Air Terjun Toroan dan Budaya Carok

Baca juga tulisan ini

Post Comment

0 komentar: